Blogger Template by Blogcrowds

Tekek sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang memiliki efek anti-tumor. Para ahli pengobatan Cina mengembangkan obat tumor dari organ tubuh tokek, Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina, menunjukkan bahwa zat aktif tekek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tekek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi. (Terbukti).Tekek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis alergi kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari tokek terdapat pada pangkal ekor nya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.

Lidah atau empedu dari tokek berukuran besar (bobot tokek > 3 ons), dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV / AIDS dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar bernilai ratusan juta hinggan > 1 M.
Tokek bermanfaat sebagai penghubung supranatural : sebagai pelet pencari jodoh, sebagai ilmu kanuragan tokek, sebagai ramuan ilmu santet, sebagai hewan sesembahan untuk roh halus, sebagai hewan hoki apabila suara tokek bejumlah 7 dan 9, sebagai makanan dedemit bagi pemelihara demit, sebagai hadiah mainan tuyul setelah bekerja mencuri uang, dll…

Daging tokek dipercaya dapat menambah gairah seks pria.

Tokek efektif sebagai pembasmi hama pohon seperti ulat dan belalang
Di Copy Paste Via Online http://www.tokekindonesia.co.cc/2010/01/membuat-kandang-tekek-sederhana.html

Team Para Pencari Tokek Dalam Waktu dekat Ini Membutuhkan Tokek Untuk Berat Minimal 3 Ons Ke Atas (Up) Dengan Harga Tinggi Negosiasi (Kurang Lebih 100 Juta/Ekor), Transaksi Di Tempat Barang. Prosedur Yang Berlaku Sebelum Anda Menawarkan Tokek Berat Minimal 3 Ons. 1. Kirim Data Spesifikasi Panjang Tokek Dan Lebar Kepala ,2. Kirim Gambar Atau Foto Scan Tokek,3. Cantumkan Biodata+Scan ID Yang Masih Berlaku. 4. Cantumkan Contac Persone Yang Dapat Kami Hubungi.5. Mohon Cantumkan Jika Tokek Tidak Mulus Atau Cacat Kirimkan Via Email Ke Agrijaya1(at)gmail.com Mohon Maaf Kami Tidak Akan Memfolow Up Jika Prosedur Di Atas Tidak Atau Kurang Lengkap, Terima Kasih Support Online By ROKOK HERBAL Untuk Solusi Kesehatan Dan Keuangan Anda

Reporter : Ahmad Baihaqi
Juru Kamera : Deddy Effendi
indosiar.com, Probolinggo - Masyarakat Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejak tahun 70, telah akrab dengan tokek. Seperti kesibukan sehari-hari yang terlihat di rumah Pak Haji Budi Prabudi. Di tempat ini, binatang mirip cicak berukuran agak besar, diolah menjadi bahan makanan kering atau DENDENG.

Bisnis pengolahan TOKEK ini, ternyata mendatangkan keuntungan menggiurkan. Saat bisnis ini pertama kali ditekuni masyarakat setempat, tingkat konsumsinya memang tidak terlalu besar. Sejak awal, dendeng tokek diproduksi memang bukan untuk konsumsi sehari-hari, namun untuk alternatif pengobatan. Waktu itu hanya untuk memenuhi pasar Jakarta. Pak Haji sendiri baru memulai bisnis ini tahun 1998, dan pesanan diperolehnya secara kebetulan.

Bisa dibilang menjalankan bisnis pengolahan dendeng tokek ini tidak butuh modal besar. Tokek dicari di lingkungan tempat tinggal mereka. Proses pengolahan tokek menjadi makanan kering, tak terlalu rumit. Tokek-tokek yang telah dimatikan ini, tubuhnya dibelah dan seluruh isinya dikeluarkan.

Bagi yang tidak terbiasa bergaul dengan tokek, akan merasa geli. Kulit tubuhnya bersisik dan terdapat totol-totol berwarna ungu. Namun bagi kebanyakan masyarakat Gending Leces, menguliti tokek menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
Tokek yang telah bersih dan dibentuk mirip sayap ini, lalu dimasukkan ke dalam oven. Panas oven harus merata, agar tokek tidak mentah dan juga tidak terlalu matang. Tokek dipanggang dalam oven selama 2 hari dua malam dengan suhu 60 derajat celcius.

Tokek yang telah menjadi dendeng ini, siap dikemas. Harga jualnya perekor 1500 rupiah. Untuk pasar dalam negeri, dendeng tokek dijual dalam keadaan tanpa kepala dan kaki. Sedangkan untuk pasar luar negeri, dikemas utuh berikut kepala dan kaki. Kemasan untuk ekspor memang harus diperlakukan ekstra hati-hati dan serapi mungkin.

Dendeng tokek dalam kemasan ini bisa tahan selama seminggu. Agar lebih awet, dapat disimpan di lemari pendingin. Untuk pasaran ekspor sedikitnya membutuhkan 60 ribu ekor tokek, sekali pengiriman. Kemasan-kemasan dendeng tokek ini selanjutnya diekspor ke sejumlah negara seperti Singapura, Taiwan, Cina, Hongkong, Jepang dan Korea.

Dendeng tokek bisa langsung dikonsumsi, tanpa harus diolah lagi. Bahkan masyarakat sekitar Gending Leces, biasa mengkonsumsi tokek dalam keadaan mentah. Tokek diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit mulai dari jerawat hingga eksim.

Selain bertani, masyarakat Gending Leces juga punya pekerjaan lain. Sebagai pemburu tokek. Ada yang sepenuhnya sebagai pemburu tokek, sebagian ada pula yang menjadikan pekerjaanBERBURU TOKEK sebagai pekerjaan sampingan sembari bertani.

Beginilah cara mereka berburu tokek. Biasanya terbagi dalam kelompok beranggotakan 8 hingga 10 orang. Perburuan tokek dimulai menjelang malam. Persiapannya tak terlalu rumit. Hanya berbekal lampu sorot, keranjang dan galah dengan pengkait diujungnya. Dengan bersepeda, mereka akan menempuh jarak puluhan kilometer.

Ada pula kelompok yang memilih berburu tokek dengan berjalan kaki. Dari desa ke desa. Dari hutan ke hutan dan mereka baru pulang saat subuh menjelang.

Tokek, yang menjadi primadona bisnis di Probolinggo, sangat mudah didapat. Bahkan hampir diseluruh wilayah Indonesia, tokek bisa dijumpai. Tokek hidup dan berkembang biak di hutan jati, pemakaman dan rumah-rumah penduduk.

Biasanya tokek akan berkeliaran pada malam hari, saat musim kemarau dan terang bulan. Namun disaat musim hujan, tak banyak tokek yang berkeliaran. Memang agak sulit mengenali tokek di kegelapan malam. Harus teliti dan waspada. Karena mendengar suara berisik sedikitpun, tokek akan kabur.

Menangkapnya tak terlalu sulit, karena jika terpapar cahaya tokek tidak akan kabur. Meski begitu, harus tetap hati-hati. Binatang melata ini selain suka menggigit, ditenggarai juga memiliki racun dikepalanya, namun tak seganas bisa ular.

Suparman, Sumarto da anggota kelompok lainnya, malam itu cukup beruntung. Di lokasi pemakaman yang tak jauh dari tempat tinggal, mereka berhasil menangkap sedikitnya 20 ekor tokek per-orang. Namun disaat musim kemarau, masing-masing bisa menangkap minimal 50 ekor.

Tak selamanya berburu tokek di hutan jati, pemakaman atau rumah penduduk membawa keberuntungan. Para pemburu tokek ini pernah punya pengalaman pahit, disangka pencuri.

Keesokan harinya, mereka menyetor tokek-tokek ini kerumah pengusaha dendeng tokek. Per-ekor dihargai Rp 1100. Dirumah Pak Haji Budi, tokek-tokek ini tak langsung diolah menjadi dendeng. Namun dipilah-pilah, jantan betina. Ukuran tubuhnya pun diperhatikan betul, agar memenuhi standar mutu.

Berbeda dengan tokek jantan, anakan tokek betina akan dibiakkan lebih dulu hingga dewasa, dalam kandang penangkaran. Makanan mereka, belatung dan lalat. Butuh waktu 2 atau 3 bulan, tokek ini akan bertelur minimal 20 butir sekali bertelur. Setelah bertelur, tokek betina dewasa bisa langsung diolah.

Upaya penangkaran ini dilakukan Pak Haji, mengingat kebutuhan pasar ekspor kadang tidak dapat dipenuhi karena langkanya tokek. Dalam setahun, Pak Haji minimal 4 hingga 5 kali, masing-masing sebanyak 60 ribu ekor dendeng tokek.

Usaha penangkaran memang baru dijalankan Pak Haji setahun belakangan ini, karena permintaan ekspor yang terus melonjak. Tampaknya perlu sentuhan tangan pemilik modal, siapa tahu sang primadona bisnis masyarakat Gending Leces, Probolinggo, Jawa Timur ini, bisa berkembang pesat.(Idh)Paste From :: http://indahjuli.multiply.com/reviews/item/3

Sejumlah warga di Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan penangkaran atau budidaya tokek. Warga tertarik memelihara hewan ini karena prospek usahanya cukup menjanjikan. Sumarto, misalnya. Warga Desa Tegal, Siwalan, Probolinggo ini, mengolah tokek hasil penangkaran menjadi dendeng kemudian menjualnya kepada seorang eksportir.
Proses pembuatan dendeng tokek memang cukup rumit. Setelah perut tokek dibelah dan ditusuk seperti sate kemudian dagingnya dijahit agar bentuknya menarik. Setelah itu dimasukan ke tempat pengasapan.
Meski proses pengolahannya cukup rumit, dalam sehari Sumarto bisa memproduksi sekitar 100 dendeng tokek. Tokek-tokek kering itu dijual kepada seorang eksportir yang biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Harga dendeng tokek bernilai jual tinggi. Satu kilogram tokek kering bisa laku antara Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung kualitas binatangnya.
Daging tokek kering kemudian dikemas dan siap diekspor ke Cina. Salah seorang eksportir, Didik Prabudi, mengaku, bisnis tokek kering cukup menjanjikan. Saat ini ia baru bisa mensuplai lima persen dari kebutuhan Cina yang mencapai satu juta ekor per tahun.

Dalam kurun waktu tiga tahun, di Probolinggo kini setidaknya ada 11 orang yang menjalankan usaha penangkaran dan pengolah tokek. Mereka merupakan plasma-plasma yang dibangun Didik sebagai upaya mengembangkan bisnisnya By: http://berita.liputan6.com/ekbis/200911/249643/Bisnis.Dendeng.Tokek.Menjanjikan Support By Pedagang Kecil Rokok Hrbal

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda