Sejumlah warga di Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan penangkaran atau budidaya tokek. Warga tertarik memelihara hewan ini karena prospek usahanya cukup menjanjikan. Sumarto, misalnya. Warga Desa Tegal, Siwalan, Probolinggo ini, mengolah tokek hasil penangkaran menjadi dendeng kemudian menjualnya kepada seorang eksportir.
Proses pembuatan dendeng tokek memang cukup rumit. Setelah perut tokek dibelah dan ditusuk seperti sate kemudian dagingnya dijahit agar bentuknya menarik. Setelah itu dimasukan ke tempat pengasapan.
Meski proses pengolahannya cukup rumit, dalam sehari Sumarto bisa memproduksi sekitar 100 dendeng tokek. Tokek-tokek kering itu dijual kepada seorang eksportir yang biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Harga dendeng tokek bernilai jual tinggi. Satu kilogram tokek kering bisa laku antara Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung kualitas binatangnya.
Daging tokek kering kemudian dikemas dan siap diekspor ke Cina. Salah seorang eksportir, Didik Prabudi, mengaku, bisnis tokek kering cukup menjanjikan. Saat ini ia baru bisa mensuplai lima persen dari kebutuhan Cina yang mencapai satu juta ekor per tahun.
Dalam kurun waktu tiga tahun, di Probolinggo kini setidaknya ada 11 orang yang menjalankan usaha penangkaran dan pengolah tokek. Mereka merupakan plasma-plasma yang dibangun Didik sebagai upaya mengembangkan bisnisnya By: http://berita.liputan6.com/ekbis/200911/249643/Bisnis.Dendeng.Tokek.Menjanjikan Support By Pedagang Kecil Rokok Hrbal
Label: Peluang Bisnis
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda